Mengikhlaskan Ibadah Hanya Untuk Allah Semata – Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan Al-Qur’an ini dengan penjelasan yang sangat jelas. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya telah menjelaskan di dalam Al-Qur’an tentang tauhid dan syirik. Ketauhilah bahwa tauhid merupakan pokok atau pondasi islam, dan ia menegakkan seluruh amalan. Sementara syirik merupakan pembatal pondasi keislaman, dan ia akan meruntuhkan seluruh amalan. Akan tetapi sangat sedikit yang bisa menjadikan pelajaran dari penjelasan tauhid dan syirik. Oleh karena itu, kamu akan mendapati kebanyakan dari manusia yang membaca Al-Qur’an, mereka sering mengulanginya bahkan mereka telah menghafalkannya, akan tetapi mereka terjatuh di dalam kesyirikan.
Baca Juga: Tauhid, Pengertian dan Jenis-jenisnya
Mengikhlaskan Ibadah Hanya Untuk Allah Merupakan Kaidah dan Pondasi Agama
Yang paling pokok di dalam beribadah adalah keikhlasan. Oleh karena itu, bukanlah yang terpenting untuk memperbanyak melakukan jenis-jenis ibadah, yang terpenting adalah ikhlas. Maka amalan yang sedikit dan ikhlas itu lebih baik daripada amalan yang banyak tapi tidak ikhlas. Dan yang paling utama lagi apabila amalan yang banyak kemudian disertai dengan keikhlasan. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Surah al-Baqarah: 148]
Apa Itu Ikhlas?
Ikhlas adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam beribadah dan meninggalkan kesyirikan.
Baca Juga: Syirik Merupakan Larangan Terbesar
Apa Manfaat Ikhlas di Dalam Beribadah?
Adapun orang-orang yang mengikhlaskan ibadahnya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, maka ia termasuk orang yang bahagia. Seandainya ia memiliki amalan yang sedikit, tapi yang sedikit itu disertai dengan ikhlas, maka padanya terdapat kebaikan dan keselamatan.
Sumber: Al-Fauzan, Dr. Shalih. 2021. Silsilah Rasail Ushul Sittah. Dar Imam Ahmad. Qahirah
