Beranda Manhaj 10 Metode Dalam Menuntut Ilmu

10 Metode Dalam Menuntut Ilmu

135
0

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Amma Ba’du,

Alhamdulillah, tidak terasa hari terus berlalu, malam dan siang silih berganti, sementara amalan kita masih begitu saja, bahkan kita tidak tahu terkait dengan amalan kita, apakah amalan kita diterima oleh Allah Ta’ala atau tidak. Oleh karena itu, sepatutnya bagi kita seluruhnya untuk senantiasa memanfaatkan waktu yang Allah berikan dan terus-menerus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan kita. Dan kualitas keimanan tidak akan meningkat kecuali dengan kita mempelajari ilmu agama. Dan yang namanya belajar, itu diperlukan metode untuk menggapainya, bukan hanya sekadar semangat saja. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan sedikit bagaimana cara agar kita bisa meraih ilmu tersebut dengan maksimal. Dan sepantasnya bagi kita sebagai hamba Allah yang menghambakan diri kepada-Nya untuk memuji Allah Ta’ala, sebagaimana Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
فمن وجد خيرا فليحمد الله, ومن وجد غير ذلك فلا يلومن إلا نفسه
“Barangsiapa yang mendapatkan suatu kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu, maka janganlah ia mencela kecuali atas dirinya sendiri.” [Riwayat Muslim]
Diantara metode dalam belajar:

1. Ikhlas di Dalam Belajar

Perlu diketahui bahwa menuntut ilmu agama atau belajar itu termasuk ibadah. Bahkan ia salah satu ibadah yang memudahkan jalan menuju surga. Sebagaimana Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا إلى الجنة
”Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka ia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” [Riwayat Muslim]

Jadi, belajar itu ibadah. Dan yang namanya ibadah itu harus dilakukan karena Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ
“Mereka tidaklah diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dalam keadaan mengikhlaskan untuk-Nya agama.” [Surah al-Bayyinah: 5]
Pada ayat di atas, menunjukkan bahwa wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya di dalam belajar dan menjadikan tujuannya untuk mengharapkan ridha Allah agar ia memperoleh keberkahan di dalam belajar. Ketahuilah, memperoleh ilmu di dalam kita belajar itu tergantung bagaimana niat kita di dalam memulainya. Karena Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إنما الأعمال بالنيات, وإنما لكل امرئ ما نوي
“Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” [Muttafaqun ‘alaih]

Hadits di atas menunjukkan bahwa, hasil dari belajar kita tergantung niat kita. Jadi apabila ada orang dimudahkan dalam memahami ilmu agama oleh Allah, maka berarti ia benar-benar ikhlas di dalam menuntut ilmu.

2. Selalu Berdoa Kepada Allah

Usaha yang tidak disertai dengan doa, maka usaha yang kita kerjakan itu percuma saja. Bahkan seandainya apabila kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa dibarengi dengan doa dan mendekatkan diri kepada Allah, niscaya akan kurang berkahnya. Dan perlu berhati-hati, apabila ada nikmat yang tidak mendekatkan diri kepada Allah, maka nikmat itu adalah musibah bagi diri kita. Oleh karena itu, sepantasnya bagi kita untuk selalu berdoa kepada Allah agar Dia memahamkan kita dari ilmu tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [Surah al-Baqarah: 186]

3. Memulai dengan Ilmu Ushul

Orang yang memulai dalam satu bidang ilmu, hendaknya ia memulai dengan ilmu ushul kemudian cabang dari ilmu tersebut, agar ia bisa memahami dengan mudah ilmu tersebut apabila ia telah memahami alatnya. Memahami ushul dan kaidah di dalam belajar merupakan hal utama. Perkataan sebagian para ulama,

من حرم الأصول حرم الوصول

Siapa yang diharamkan dari ilmu ushul, maka ia akan diharamkan dari ilmu wushul (cabang ilmu yang lainnya)

4. Menghafal Matan-matan Ringkas

Termasuk metode terpenting di dalam belajar yaitu menghafal. Tidaklah dikatakan orang itu berhasil kecuali dia harus menghafal. Misal, ia memulai belajar dengan bidang bahasa Arab, maka ia hafalkan matan Jurumiyyah. atau misalnya ia memulai belajar dengan bidang hadits, maka ia hafalkan matan hadits dari Umdatul Ahkam dan Bulughul Maram. Begitu seterusnya dari bidang ilmu yang ia pelajari.

Jadi, penuntut ilmu apabila ia hafal ushulnya dan matannya dari bidang ilmu yang ia pelajari, maka ia akan lebih mudah untuk menguasai dan mengetahui maksud dari ilmu tersebut.

5. Bersemangat di Dalam Belajar

Selanjutnya adalah penuntut ilmu wajib memliki semangat di dalam belajar. Dan ia memotivasi dirinya terkait dengan keutamaan menuntut ilmu agar ia tidak mudah putus asa. Dia sering membaca kisah para ulama di dalam mencari ilmu agar ia selalu bersemangat ketika rasa malas menghampirinya.

6. Belajar Bersama Guru

Perlu diketahui bahwa belajar itu harus duduk di depan guru agar kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Tidak boleh sama sekali untuk kita belajar secara sendiri-sendiri. Karena kalau kita belajar sendiri, maka di khawatirkan kita salah dalam memahami maksud dari ilmu tersebut. Berbeda kalau kita belajar langsung di hadapan guru, maka guru akan menjelaskan kepada kita secara detail agar kita bisa memahaminya dengan pemahaman yang benar. Sebagaimana para sahabat, mereka mendatangi Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- untuk belajar. Begitu juga dengan para ulama, mereka belajar langsung di hadapan gurunya. Begitu seterusnya.

Akan tetapi perlu digaris bawahi, bahwa tidak semua orang bisa dijadikan guru. Kita sebagai penuntut ilmu, hendaknya berhati-hati di dalam mencari guru. Sebagaimana perkataan Ibnu Sirin,

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.

7. Hadir Sebelum Pelajaran Dimulai

Salah satu hal yang terpenting agar kita bisa mendapatkan ilmu secara maksimal adalah hadir sebelum pelajaran dimulai. Tidak diragukan sama sekali bahwa orang yang hadir sebelum pelajaran itu akan mendapatkan banyak faidah. Dan termasuk adab yang baik dalam mengagungkan ilmu yaitu hadir sebelum pelajaran dimulai, Mengapa sebagian orang susah dalam memahami ilmu yang ia pelajari? mereka susah memahami ilmu yang ia pelajari karena ia tidak tepat waktu untuk datang. Ia datang terlambat sehingga penjelasan dari pokok permasalahan sudah dijelaskan oleh gurunya. Tatkala ia terlambat seperti itu, maka ia akan susah paham karena telah terlewatkan baginya gambaran dari permasalahan ilmu tersebut.

8. Murajaah Pelajaran

Perkara yang membuat penuntut ilmu susah menguasai ilmu, karena ia kurang dalam mengulang-ngulang pelajaran yang telah ia pelajari. Padahal sangat ditekankan bagi penuntut ilmu untuk bersemangat di dalam mengulang-ngulang pelajaran. Perkara ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang terdahulu.

9. Bersabar di Dalam Belajar

Di dalam belajar, penuntut ilmu harus banyak bersabar, karena ilmu itu tidak akan diraih dengan waktu yang cepat, semuanya butuh proses dan waktu yang panjang. Dan ilmu itu tidak akan didapatkan dengan bersantai-santai. Imam Yahya bin Abi Katsir menyebutkan,

لا ينال العلم براحة الجسم

Ilmu itu tidak akan diperoleh dengan badan yang santai.

10. Mengamalkan Ilmu Yang Dipelajari

Terakhir yaitu hendaknya penuntut ilmu untuk mengamalkan ilmu yang ia pelajari agar ilmu yang ia pelajari bisa menjadi berkah dan ia mendapat pahala karena beramal di atas ilmu. Selain daripada itu, mengamalkan ilmu salah satu bentuk penjagaan kita terhadap ilmu tersebut.

Demikian sedikit metode di dalam belajar. Perlu diketahui, masih banyak metode yang lain yang bisa dilakukan agar kita bisa meraih ilmu tersebut dengan maksimal.

Wallahu a’lam

صلى الله على محمد وعلى آل محمد ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Sumber:
Kitab al-Manhajiyyah Fii Thalabil Ilmi-Abul Hasan ‘Ali bin Ahmad bin Hasan

Artikulli tjetërTauhid, Pengertian dan Jenis-jenisnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini