Beranda Manhaj Ikhlas Dalam Beribadah Merupakan Jalan Kebahagiaan

Ikhlas Dalam Beribadah Merupakan Jalan Kebahagiaan

122
0
Ikhlas
Ikhlas

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima amalan seseorang apabila tidak mencocoki niat dan tujuannya. Seseorang juga tidak akan sempurna kebahagiaan yang ia raih kecuali dengan memperbaiki niat dan tujuannya. Karena amalan itu tergantung bagaimana dengan niatnya. Amalan yang tidak tertolak akan memberikan pada jiwa kebahagiaan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,

إنما الأعمال بالنيات, وإنما لكل امرئ ما نوي

“Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” [Muttafaqun ‘alaih]

Baca Juga: Hadits 1, Niat

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa ikhlas di dalam beramal.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ

Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan untuk-Nya agama.” [Surah az-Zumar: 2]

قُلْ إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ

Artinya: “Katakanlah; Sesungguhnya Aku diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dalam keadaan mengikhlaskan untuknya Agama.” [Surah az-Zumar: 11]

“Ucapan dan amalan tidak akan bermanfaat kecuali dengan niat. Ucapan, amalan, dan niat tidak akan bermanfaat kecuali dengan mengikuti sunnah.” [Abdullah bin Mas’ud]

Hakikat Ikhlas

Ikhlas adalah engkau menjadikan niatmu di dalam beribadah untuk Allah, bukan pada selain-Nya. Ikhlas adalah engkau meninggalkan pendapat makhluk, engkau melakukan ibadah tanpa harus dilihat oleh manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: Katakanlah: “sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” [Surah al-An’am: 162]

Keutamaan Ikhlas

Jalan Menuju Surga

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّكُمْ لَذَآئِقُوا۟ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَلِيمِ . وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ . إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ . أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ . فَوَٰكِهُ ۖ وَهُم مُّكْرَمُونَ . فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ

Artinya: “Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan, tetapi hamba-hamba Allah yang ikhlas. Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, Yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, Di dalam surga-surga yang penuh nikmat.” [Surah ash-Shaffat: 38-42]

Mendapatkan Pahala dan Derajat akan Bertambah

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda kepadanya,

إنك لن تُخَلَّفُ فتعمل عملا تبتغي به وجه الله إلا ازْدَدْتَ به درجة ورِفْعَةً

Artinya: “Sesungguhnya tidaklah engkau tertinggal kemudian engkau beramal dengan suatu amalan karena mencari keridhaan Allah (Ikhlas) kecuali akan bertambah derajatmu.” [Muttafaqun ‘Alaih]

Menghalangi Setan untuk Menguasai Seorang Hamba

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ

Artinya: Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” [Surah Shad: 82-83]

Mendapatkan Pertolongan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ

Artinya: “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” [Surah Yusuf: 24]

Hati akan Terobati dari Penyakit-Penyakit Hati

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,

نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ ؛ فَإِنَّهُ رُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَـى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ، ثَلَاثُ خِصَالٍ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ أَبَدًا : إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلهِ، وَمُنَاصَحَةُ وُلَاةِ الْأَمْرِ ، وَلُزُوْمُ الْـجَمَاعَةِ ؛ فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُـحِيْطُ مِنْ وَرَائِهِمْ. وَقَالَ : مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ ؛ جَـمَعَ اللهُ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِه ِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتْ نِيَّـتُهُ الدُّنْيَا ؛ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ.

ِArtinya: “Semoga Allâh memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengarkan sebuah hadits kami, lalu ia menghafalnya dan menyampaikannya ke orang lain. Banyak orang yang membawa fiqih namun ia tidak memahami. Dan banyak orang yang menerangkan fiqih kepada orang yang lebih faham darinya. Ada tiga hal yang dengannya hati seorang muslim akan bersih (dari khianat, dengki, dan keburukan) yaitu beramal dengan ikhlas karena Allâh Azza wa Jalla , menasihati ulil amri (penguasa) dan berpegang teguh pada jamâ’ah kaum Muslimin, karena do’a mereka meliputi dari belakang mereka.” Beliau bersabda, “Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri akhirat, maka Allâh akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan hatinya kaya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allâh akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia yang berhasil diraih hanyalah apa yang telah ditetapkan baginya.” [Hadits Riwayat Ahmad]

Wallahu A’lam

“Terkadang amalan kecil itu bisa menjadi besar disebabkan karena niat. Dan terkadang amalan besar itu bisa menjadi kecil disebabkan karena niat.” [Abdullah bin al-Mubarak]

Artikulli paraprakSyarat Agar Doa Dikabulkan Oleh Allah
Artikulli tjetërUshul Fikih, Fikih, dan Hukum-hukum Di dalam Fikih

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini